Hukum-Hukum Dasar pada Kimia
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 :
Mahasiswa dapat menjelaskan hukum-hukum
dasar kimia antara lain hukum
Lavoisier, hukum Proust, hukum Dalton,
hukum Richter dan hukum Faraday.
b. Uraian Materi 1
1) Hukum Lavoisier
Hukum
Lavoisier merupakan hukum tentang kekekalan massa, yang menyatakan
bahwa Berat zat sebelum dan sesudah reaksi
kimia adalah sama. Pada proses
pembakaran bahan dengan oksigen dari
udara, maka massa bahan tersebut akan
mengalami perubahan. Gambar 1.
menggambarkan salah satu percobaan Lavoisier,
dimana cairan (merkuri) bereaksi dengan
oksigen membentuk merkuri oksida yang
berwarna merah. Bila merkuri oksida ini
dipanaskan kembali, maka akan terurai
menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan
gas oksigen yang jumlahnya sama dengan
yang dibutuhkan waktu pembentukan merkuri
oksida.
Gambar 1. Percobaan Lavoisier pada
pemanasan merkuri dengan udara.
Mula-mula
tinggi merkuri pada wadah yang berisi udara adalah A, tetapi setelah
beberapa hari merkuri naik ke B. Beda
tinggi A dan B menyatakan volume udara yang
dipakai merkuri dalam pembentukan merkuri
oksida. Bila merkuri oksida (bubuk
merah) dipanaskan akan terurai menjadi
cairan merkuri dan sejumlah volume gas
yang jumlahnya sama dengan udara yang
dibutuhkan dalam percobaan pertama.
2) Hukum Proust
Hukum
Proust merupakan hukum yang menjabarkan tentang kekekalan susunan
dalam suatu senyawa. Hukum ini berbunyi “
Perbandingan berat unsur-unsur yang
membentuk suatu senyawa adalah tetap”.
Proust
menemukan bahwa tembaga karbonat, baik dari sumber alami maupun dari
sintesis dalam laboratorium, mempunyai
susunan yang tetap. Data berikut ini didapat
dari pemanasan logam magnesium dalam gas
oksigen menghasilkan bubuk putih,
magnesium oksida. Diperlihatkan bahwa data
tersebut mengikuti hukum susunan
tetap.
Menurut
hukum susunan tetap, perbandingan massa magnesium dan magnesium
oksida memiliki nilai tetap, tidak
tergantung pada contoh awal. Kolom terakhir pada
tabel membuktikan hal itu. Dengan
ketepatan pengukuran ditentukan sampai ± 0,001
gr, hukum susunan tetap ini dijelaskan.
3) Hukum Dalton
Hukum
dalton merupakan hukum teori yang meliputi dua hal yaitu teori yang
melibatkan kejadian kimiawi seperti
kejadian fisis dalam merumuskan gagasannya
tentang atom dan teori yang mendasarkan
asumsi pada data kuantitatif.
Asumsi-asumsi
yang dikembangkan Dalton didasarkan pada tiga asumsi pokok.
1. Tiap unsur kimia tersusun oleh
partikel-partikel kecil yang tidak biasa dihancurkan
dan dibagi, yang disebut atom. Selama
perubahan kimia, atom tidak bisa
diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan.
2. Semua aotm dari suatu unsur mempunyai
massa dari sifat yang sama, tetapi atom-atom dari suatu unsur berbeda dengan
atom-atom dari unsur yang lain, baik massa (berat mapun sifat-sifatnya yang
berlainan.
3. Dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari
unsur yang berlainan melakukan ikatan dengan perbandingan numerik yang
sederhana, misalnya satu atom A dan satu atom B (AB) , satu atom A dan dua atom
B (AB2).
Gambar 2. Bobot atom yang dirumuskan
Dalton.
Hasil
analisis yang diperoleh Dalton(87 % O dan 13 % H) menganggap bahwa air
mengandung massa oksigen tujuh kali massa
hidrogen. Dalton menganggap rumus
paling sederhana H : 0 = 1 : 7, sedangkan
zaman sekarang yang benar adalah H : O = 2 : 16.
4) Hukum Richter
Hukum
Richter merupakan hukum proporsi ekuivalen. Bila unsur P yang tertentu
beratnya dapat bersenyawa dengan a gram
unsur Q, b gram unsur R dan d gram unsur T, maka unsur-unsur Q, R dan T dapat
saling bersenyawa dengan perbandingan berat a, b dan c atau kelipatannya.
Jika 1 gram hidrogen dapat bersenyawa
dengan ;
a. 8 gram oksigen membentuk air
b. 3 gram karbon membentuk metana
c. 35,5 gram khlor membentuk hidrogen
khlorida.
Maka :
d. 3 gram karbon dapat bersenyawa dengan 8
gram oksigen membentuk
karbon dioksida.
e. 3 gram karbon dapat bersenyawa dengan
35,5 gram khlor membentuk karbon
tetrakhlorida.
5) Hukum Avogadro
Hukum
Avogadro berbunyi “ Gas-gas yang volumenya sama,jika diukur pada suhu dan tekanan
yang sama, mengandung jumlah molekul yang sama pula”. Misalnya 1 liter
gas klor mengandung n molekul Cl2, maka 1
liter gas lain juga mengandung n molekul
gas tersebut, pada suhu dan tekanan sama.
Bila gas dengan jumlah molekul/ atom
sama mempunyai jumlah mol yang samapula
maka dapat diartikan pula pada suhu
dan tekanan sama : gas-gas yang volumenya
sama maka jumlah molnya sama.
6) Hukum Faraday
Hukum
Faraday menjelaskan tentang hubungan proses kimia dengan energi listrik.
Proses ini sudah banyak dikenal diberbagai
industri sebagai proses elektrolisis, yaitu
proses perpindahan muatan listrik pada
suatu larutan yang menghasilkan proses
kimia pada larutan tersebut.
Hukum Faraday ini dirumuskan dengan :
W = e. F
Dengan : W = massa zat hasil elektrolisis
(gram)
E = berat ekuivalen zat hasil elektrolisis
F = jumlah arus listrik dalam satuan
Faraday.
Michael
Faraday melaporkan juga hasil percobaannya tentang muatan listrik melalui gas-
gas. Ia menggunakan alat yang menggunakan tabung gelas dan elektroda
diujung-ujungnya. Lempeng logam yang
disebut elektroda ditempatkan diujung
tabung gelas yang divakumkan (hampa),
sehingga arus listrik dapat melewati ruang
tersebut. Salah satu elektroda disebut
katoda, dihubungkan dengan sumberlistrik
negatif dengan tegangan tinggi (beberapa
ribu volts), sedang yang lain disebut
anoda (kutub posotif). Dari percobaan
Faraday dikembangkan oleh Rontgen yang
memberikan pengaruh sinar katoda pada
suatu permukaan menghasilkan suatu jenis
radiasi. Radiasi yang dihasilkan ini yang
sekarang dikenal dengan sinar X.
c. Tes Formatif 1
- Jelaskan cara kerja satu percobaan Lavoisier
dengan cairan (merkuri) yangmenyatakan hukum kekekalan massa !
- Bagaimana pengertian Hukum Proust !
- Bagaimana teori atom yang dikembangkan oleh
Dalton !
- Hukum Faraday yang mengungkapkan tentang
elektrolisis, bagaimanakah perumusannya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar